Beranda Teks Pidato Tata Bahasa Sastra Ceramah Khutbah Arti Kata Puisi

Pidato Menyongsong Hari Kebangkitan Nasional

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saudara-saudara sebangsa dan setahan air.
Tidak lama lagi kita akan memperingati Hari Kebangkitan Nasional, tanggal 20 Mei. Hari yang sangat bersejarah, karena pada tanggal itulah mulai tumbuh di kalangan bangsa Indonesia, yang terdiri bermacam-macam suku, rasa persatuan untuk bangkit bersama-sama melawan penjajah melalui pendidikan, pengajaran,kebudayaan dan sosial.

Kita peringati tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, karena pada tanggal itu telah berdiri sebuah organisasi yang bersifat nasional, yaitu Budi Utomo. Sebelum itu semua organisasi di Indonesia yang menentang penjajahan masih bersifat kedaerahan.
Bapak-bapak,ibu-ibu ,saudara-saudara yang kami hormati.
Sejak berdirinya Budi Utomo, kesadaran bangsa Indonesia untuk bersatu menentang penjajah semakin menonjol.mereka berjuang bukan hanya untuk daerahnya saja, tetapi untuk kepentingan Nasional yang meliputi seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke.

Adanya semangat persatuan yang kuat dan menonjol ini tentunya dapat kita maklumi, karena kita bangsa Indonesia sejak dahulu sebagian terbesar beragama Islam. Sedangkan di dalam Islam rasa persatuan dengan tidak  membeda-bedakan suku bangsa dan warna kulit atau bahasa sangat dianjurkan. Kita kenal istilah Ukhuwah Islamiah, yaitu istilah yang sangat populer, di dalam Islam. Hal ini merupakan pencerminan dan dambaan Islam agar umatnya bersatu. Sebab, perjuangan yang diandasi persatuan pasti akan membuahkan kemenangan. Karena itulah Rasulullah Saw. Telah bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا اِلٰى عَصَبِيَّةٍ وَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلٰى عَصَبِيَّةٍ

Artinya: 
“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang menyerukan kepada kesukuan dan bukan pula termasuk golongan kami orang yang mati karena kesukuan.”(HR. Abu Dawud)
Demikian pula dalam Al Quran Allah telah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: 
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat:13)
Saudara-saudara yang kami hormati.
Di samping apa yang telah kita diuraikan diatas, yaitu persatuan yang harus kita pupuk terus sehingga terwujud suatu bangsa yang bersatu, kokoh dan kuat, banyak pula pelajaran yang harus kita petik dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini, khususnya bagi umat Islam. Pelajaran yang sangat berharga itu adalah:

1. Memajukan dalam bidang pendidikan
Pendidikan bagi umat Islam adalah suatu keharusan yang tak boleh diabaikan. Sebab, dengan pendidikan, kebodohan dapat disingkirkan. Tersingkirnya kebodohan bagi suatu bangsa adalah suatu pertanda akan majunya bangsa itu disegala bidang. Lebih-lebih sekarang negara kita sedang gencar-gencarnya membangun, yang sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil, ahli dan terdidik, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Maka, siapa lagi yang akan menangani pembangunan yang sedang kita laksanakan ini kalau bukan umat Islam, karena sebagian  terbesar bangsa Indonesia adalah umat Islam. Dan lagi, apabila kita perhatikan, banyak sekali hadis-hadis Rasulullah Saw. Yang selalu menganjurkan agar giat menuntut ilmu. Beliau bersabda dalam sebuah hadis yang bersumber dari Anas dan diriwayatkan oleh Ibnu Adi dan Baihaqi:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلٰى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٌ

Artinya: 
“Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim lelaki dan muslim perempuan.”
Penguasaan ilmu bagi umat islam, khususnya umat Islam Indonesia, baik ilmu agama maupun ilmu umum, sudah barang tentu akan menjadikan kita semakin disegani dan selalu diperhitungkan dalam setiap gerakan pembangunan yang sekarang sedang digiatkan oleh pemerintah. Artinya, pemerintah akan selalu mengajak kita untuk ikut serta menangani pembangunan di dalam ucaha mencapai negara yang adil dan makmur, aman dan tentram, merata kepada seluruh masyarakat Indonesia.

2. Memelihara dan mengembangkan kebudayaan Nasional
Kedatangan Belanda di Indonesia, selain untuk menjajah di bidang ekonomi, sosial dan politik, juga berusaha mematikan kebudayaan Indonesia dan menggantinya dengan kebudayaan asing yang bersumber dari Eropa. Sebetulnya bangsa Indonesia tidak anti terhadap kebudayaan asing. Akan tetapi karena kebudayaan kita yang sebagian besar mengandung nilai-nilai Islam dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, maka wajib di lestarikan. Karena kita yakin bahwa dengan kebudayaan kita sendirilah pembangunan akan sukses dan diridhai oleh Allah SWT.

3. Aktif dalam bidang sosial
Kita tidak bisa hidup sendirian, melainkan selalu hidup bersama, berkelompok membentuk masyarakat. Sebagai orang yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat, maka ia tidak boleh masa bodoh terhadap masalah-masalah sosial yang setiap saat bisa timbul; karena keadaan, waktu atau lingkungan. Khususnya bagi umat Islam sudah seharusnya menjadi pelopor di dalam menangani masalah-masalah sosial. Kita harus memikirkan anak-anak yang tidak dapat bersekolah, para pelajar yang droup out, agar mereka dapat menikmati pendidikan. Kita harus memikirkan nasib orang-orang miskin, para yatim piatu dan sebagainya. Semuanya itu adalah tugas mulia yang harus dilaksanakan oleh segenap kaum muslimin, sebagaimana perintah Allah dalam firman-Nya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: 
“Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuatan dosa dan pelanggaran.”
(QS Al-Maidah 2)
4. Aktif menduduk politik pemerintah yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam
Kewajiban umat Islam dalam suatu negara adalah mentaati segala peraturan pemerintah yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Artinya, kita harus mendukung dan menyumbangkan tenaga dan pikiran demi suksesnya politik pemerintah yang pada hakikatnya adalah amanat rakyat yang dituangkan dalam GBHN, yang telah ditetapkan oleh wakil-wakil rakyat didalam MPR. Allah telah berfirman di dalam surat An Nisa’ ayat 59:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ
Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu.”
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air.  
Demikian hikmahnya kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional, yang kita kenal sebagai permulaan dari kesadaran bangsa Indonesia untuk bersatu melawan penjajah, melalui bidang pendidikan dengan meningkatkan daya intelektual bangsa Indonesia. Semoga dengan menghayati Hari Kebangkitan Nasional yang bertitik tolak dari kelahiran Budi Utomo ini, kita umat Islam di Indonesia dapat meningkatkan paranannya di dalam menangani semua kegiatan pembangunan negara, sehingga benar-benar negara kita menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur. Yaitu sebuah negara yang subur dan makmur, aman dan tentram serta adil, merata kepada seluruh masyarakat dengan limpahan ridha Allah. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Baca Contoh pidato Hari Nasional lainnya, Pidato Menyongsong Hari Pendidikan Nasional

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih telah berkunjung diblog Kata Estetika ini, silahkan tinggalkan komentar anda,