Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saudara-saudara yang mulia.....
Dalam bulan Muharram, terdapat suatu hari yang dianggap mulia, yaitu yang jatuh pada tanggal sepuluhnya dan lazim dinamakan hari Asyura’. Rasulullah Saw. bersabda mengenai ketentuan tanggal itu, yakni :
عَاشُوْرَاءُ يَوْمُ الْعَاشِرُ
Artinya :
Juga pada hari itu, kaum muslimin, disunnahkan untuk berpuasa sehari, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits, yakni :
عَاشُوْرَاءُ عِيْدُ نَبِىٍّ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَصُوْمُوْا أَنْـتُمْ
Artinya :
Sekarang perlu kita membahas sekadarnya, kenapa Asyura, yakni tanggal 10 Muharram itu dianggap mulia? Untuk menerangkan ini, kami kutip sebuah uraian yang tercantum dalam kitab Attuhfatul Mardhiyah, demikian :
سُمِّىَ عَاشُوْرَاءُ ِلأَنَّ اللهَ أَكْرَمَ فِيْهِ جَمَاعَةً مِنَ اْلاَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
Artinya :
Kemudian timbul dalam hati kita, kemuliaan atau kemenangan apakah itu wujudnya? Jawabannya ada di dalam Kitab Aljawahirul Makkiyyah, sebagai berikut :
فِيْهِ خَلَقَ اللهُ تَعَالَى اَدَمَ وَاَسْكَنَهُ دَارَ السَّلاَمِ، وَ فِيْهِ اسْتَوَتْ سَفِيْنَهُ نُوءحٍ وَنَجّٰى خَلِيْلُهُ اِبْرَاهِيْمَ حِيْنَ قُدِفَ بِهِ فِى النَّارِ فَكَانَتْ لَهُ بَرْدً وَ سَلاَمًا، وَأَخْرَجَ يُوْنُسَ مِنَ بَطْنِ الْحُوْتِ بَعْدَ أَنِ الْتَقَمَةَ بِمُدَّةٍ مِنَ الْاَيَّامِ وَكَشَفَ ضُرَّ أَيُّوبَ مِنَ الْاٰلاَمِ، وَأَخْرَجَ يُوْسُفَ مِنْ الْجُبِّ وَرَدَّ بَصَرَ يَعْقُوبَ فَجَازَاهُ بِالْفَضْلِ وَالْاِنْعَامِ وَفَرَقَ الْبَحْرَ لِمُوْسٰى فَمَرَّهُوَ وَقَوْمُهُ وَأَصْحَابُهُ الْكِرَامُ، وأَغْرَقَ فِرْعَوْنَ وَجُنُوْدَهُ الْكَفَرَةَ عَابِدِيْنَ الْاَصْنَامَ.
إِنَّأَحْسَنَ مَا وَعَظَ بِهِ وَاعِظٌ وَزَجَرَ، كَلاَمُ اللهِ الَّذِىْ أَحَاطَ عِلْمُهُ بِمَا غَابَ وَمَا حَضَرَ وَاللهُ تَعَالٰى يَقُوْلُ : وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ، وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللهِ أَفْوَاجًا، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Artinya :
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Saudara-saudara yang mulia.....
Dalam bulan Muharram, terdapat suatu hari yang dianggap mulia, yaitu yang jatuh pada tanggal sepuluhnya dan lazim dinamakan hari Asyura’. Rasulullah Saw. bersabda mengenai ketentuan tanggal itu, yakni :
عَاشُوْرَاءُ يَوْمُ الْعَاشِرُ
Artinya :
Asyura’ adalah hari tanggal sepuluh”Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Ad Daruquthni dari sahabat Abu Hurairah ra.
Juga pada hari itu, kaum muslimin, disunnahkan untuk berpuasa sehari, sebagaimana yang tersebut dalam sebuah hadits, yakni :
عَاشُوْرَاءُ عِيْدُ نَبِىٍّ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَصُوْمُوْا أَنْـتُمْ
Artinya :
Asyura adalah hari raya nabi yang sebelumnya semua, maka berpuasalah engkau semua pada hari itu”.
Hadits ini hasan, diriwayatkan oleh Al Bazzar dari sahabat Abu Hurairah ra.
Sekarang perlu kita membahas sekadarnya, kenapa Asyura, yakni tanggal 10 Muharram itu dianggap mulia? Untuk menerangkan ini, kami kutip sebuah uraian yang tercantum dalam kitab Attuhfatul Mardhiyah, demikian :
سُمِّىَ عَاشُوْرَاءُ ِلأَنَّ اللهَ أَكْرَمَ فِيْهِ جَمَاعَةً مِنَ اْلاَنْبِيَاءِ عَلَيْهِمُ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ
Artinya :
Dinamakan Asyura sebab pada hari itu Allah memuliakan (mengaruniakan kemenangan atau keselamatan dari bencana) kepada beberapa orang Nabi alaihimush shalatu wassalam”.
فِيْهِ خَلَقَ اللهُ تَعَالَى اَدَمَ وَاَسْكَنَهُ دَارَ السَّلاَمِ، وَ فِيْهِ اسْتَوَتْ سَفِيْنَهُ نُوءحٍ وَنَجّٰى خَلِيْلُهُ اِبْرَاهِيْمَ حِيْنَ قُدِفَ بِهِ فِى النَّارِ فَكَانَتْ لَهُ بَرْدً وَ سَلاَمًا، وَأَخْرَجَ يُوْنُسَ مِنَ بَطْنِ الْحُوْتِ بَعْدَ أَنِ الْتَقَمَةَ بِمُدَّةٍ مِنَ الْاَيَّامِ وَكَشَفَ ضُرَّ أَيُّوبَ مِنَ الْاٰلاَمِ، وَأَخْرَجَ يُوْسُفَ مِنْ الْجُبِّ وَرَدَّ بَصَرَ يَعْقُوبَ فَجَازَاهُ بِالْفَضْلِ وَالْاِنْعَامِ وَفَرَقَ الْبَحْرَ لِمُوْسٰى فَمَرَّهُوَ وَقَوْمُهُ وَأَصْحَابُهُ الْكِرَامُ، وأَغْرَقَ فِرْعَوْنَ وَجُنُوْدَهُ الْكَفَرَةَ عَابِدِيْنَ الْاَصْنَامَ.
Maksudnya secara ringkas, bahwa wujud kemuliaan itu ialah bahwa pada hari Asyura:
- Allah SWT menciptakan Nabiyullah Adam as, dan pada hari itu pula Adam diperintahkan untuk berdiam/ menempati surga “Darussalam”.
- Nabi Nuh as, mendarat di gunung Judiyyi, sesudah terjadinya banjir taufan yang airnya menggenangi seluruh permukaan bumi.
- Nabi Ibrahim as. diselamatkan oleh Allah ketika dilempar oleh Raja Namrud ke dalam api yang menyala-nyala
- Nabi Yunus as, dapat keluar dari perut ikan hiu setelah berhari-hari berada di dalamnya.
- Nabi Ayyub as, dapat sembuh dari penyakitnya yang menghinggapi seluruh tubuhnya dan menurut perhitungan akal tidak mungkin akan tersembuhkan.
- Nabi Yusuf as, dikeluarkan dari sumur yang gelap yang gelap, karena perbuatan saudara-saudaranya yang dengki dan iri hati padanya.
- Nabi Ya’qub as, disembuhkan matanya, karena memikirkan nasib puteranya, yakni Yusuf as. dan terus menerus menangis. Di kala sembuhnya itu ia seolah-olah tidak pernah sakit mata.
- Allah Ta’ala membelah air lautan untuk memberi pertolongan kepada nabi Musa as yamg dikejar oleh Raja Fir’aun yang zalim, sehingga nabi Musa as. serta umatnya dan sahabat-sahabatnya dapat menyeberangi lautan.
- Juga pada hari itu Allah menghinakan Fir’aun dan semua tentaranya (la’natullah alaihim), dengan ditenggelamkan ke dalam lautan. Jadi sesudah nabi Musa as. serta seluruh kaumnya sampai di daratan seberang lainnya, lautan itu dikumpulkan kembali oleh Allah Ta’ala sebagaimana semula. Maka tenggelamlah Fir’aun serta semua pengikutnya dan matilah mereka semua. Nabi Musa as. lalu berpuasa dan bersyukur kepada Allah Ta’ala, selanjutnya diteruskan pula oleh Nabiyullah Muhammad SAW dan disunnahkan untuk seluruh umatnya.
Jadi seluruhnya ada sembilan macam peristiwa, yang semua itu dapat terjadi semata-mata karena izin Allah Ta’ala jua. Karena itu marilah kita ikut bersyukur atas kenikmatan Allah Ta’ala yang telah dilimpahkan kepada para Nabi dengan jalan mengerjakan puasa selama sehari, yakni pada hari Asyura itu.
إِنَّأَحْسَنَ مَا وَعَظَ بِهِ وَاعِظٌ وَزَجَرَ، كَلاَمُ اللهِ الَّذِىْ أَحَاطَ عِلْمُهُ بِمَا غَابَ وَمَا حَضَرَ وَاللهُ تَعَالٰى يَقُوْلُ : وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ، وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،أَعُوْذُ بِاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللهِ وَالْفَتْحُ، وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللهِ أَفْوَاجًا، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
Artinya :
Ketika telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan engkau melihat para manusia masuk ke dalam agama Allah dengan berduyun-duyun. Maka Maha Sucikanlah Tuhanmu dengan mengucapkan puji-pujian kepada-Nya dan mohonlah pengampunan pada-Nya, sesungguhnya Allah adalah menerima taubat.” (QS. Nashr : 1 – 3)
Semoga bermanfaat dan baca juga artikel Contoh Teks Pidato lainnya Teks Pidato Tahun Baru Hijriah
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih telah berkunjung diblog Kata Estetika ini, silahkan tinggalkan komentar anda,