Berikut beberapa kumpulan Puisi Anak Bangsa sebagai ungkapan atau implementasi bahasa sastra kedalam bentuk dan nilai estetika, dibawah ini puisi tentang kesepian dan kesendirian, Kumpulan Puisi Karya Pemuda II (terbaru)., Kumpulan Puisi Karya Mahasiswa I (terbaru), Kumpulan Syair Wali Tanah Jawa | Puji-pujian Bahasa Jawa.
SENANDUNG KESEPIAN
Ribuan detik ku menunggu
Di balik kaca jendela yang penuh debu
Diliputi gurat nadi yang membiru
Ku tak melihat kau membawa terang
Yang kau janjikan
Kau bawa debu berserak di halaman
Hingga kekeringan
Di mana ?
Di mana semua terang yang kau janjikan
Aku hanyalah kesepian
Sepi
k
Ribuan detik ku menunggu
Di balik kaca jendela yang penuh debu
Diliputi gurat nadi yang membiru
Ku tak melihat kau membawa terang
Yang kau janjikan
Kau bawa debu berserak di halaman
Hingga kekeringan
Di mana ?
Di mana semua terang yang kau janjikan
Aku hanyalah kesepian
Sepi
TERKUNCI DALAM KESENYAPAN
Sendiri...
Meneropong dari atas bukit yang tinggi Di tengah malam saat semua telah pergi Di tengah kegelapan yang nyata
Di tengah hamparan duri penuh luka
Ditemani desiran angin malam
Di mana tak seorang pun akan pedulikan aku
Ku melihat titik-titik cahaya jauh di sana Bergerak perlahan seolah mendekatiku Tapi kemudian menjauh
Mengikuti kelokan demi kelokan jalanan yang berliku
Dan kemungkinan lenyap di balik bukit
Dalam benakku aku teringat
Layaknya hidup yang ku jalani saat ini Di mana semua hanya sejenak melintas Lalu kembali ke mana dia akan bertujuan Tanpa pedulikan aku
Tak apa, aku tak akan pernah membencimu
Aku hanya bisa terbaring di sini
Hanya demi menunggu bintang yang jatuh dari langit
Untuk sebuah permohonan yang tak akan kau ketahui
Dan tak akan seorang pun tahu kecuali aku
k
Sendiri...
Meneropong dari atas bukit yang tinggi Di tengah malam saat semua telah pergi Di tengah kegelapan yang nyata
Di tengah hamparan duri penuh luka
Ditemani desiran angin malam
Di mana tak seorang pun akan pedulikan aku
Ku melihat titik-titik cahaya jauh di sana Bergerak perlahan seolah mendekatiku Tapi kemudian menjauh
Mengikuti kelokan demi kelokan jalanan yang berliku
Dan kemungkinan lenyap di balik bukit
Dalam benakku aku teringat
Layaknya hidup yang ku jalani saat ini Di mana semua hanya sejenak melintas Lalu kembali ke mana dia akan bertujuan Tanpa pedulikan aku
Tak apa, aku tak akan pernah membencimu
Aku hanya bisa terbaring di sini
Hanya demi menunggu bintang yang jatuh dari langit
Untuk sebuah permohonan yang tak akan kau ketahui
Dan tak akan seorang pun tahu kecuali aku
RUMPUT LIAR
Aku percaya
Kau akan tetap bertahan
Ketika angin musim kering menerpa Ketika badai besar menghantam Ketika hujan turun begitu derasnya Ketika petir menyambar
Dan meskipun musim berganti
Aku sangat yakin Kau akan bertahan Selalu di tanahmu Menguatkan
akar-akarmu
Dan tak akan goyah
Kaulah rumput liar
Yang setia menunggu kicau burung di sekitarmu
Yang setia menunggu tetesan embun pagi
Dan tak akan pergi
Dan selalu berhutang janji
k
Aku percaya
Kau akan tetap bertahan
Ketika angin musim kering menerpa Ketika badai besar menghantam Ketika hujan turun begitu derasnya Ketika petir menyambar
Dan meskipun musim berganti
Aku sangat yakin Kau akan bertahan Selalu di tanahmu Menguatkan
akar-akarmu
Dan tak akan goyah
Kaulah rumput liar
Yang setia menunggu kicau burung di sekitarmu
Yang setia menunggu tetesan embun pagi
Dan tak akan pergi
Dan selalu berhutang janji
HANYA AKU
Kau tak perlu tahu Karena ini paradeku Parade dengan monologku Parade dengan emosiku
Dan aku tak ingin kau melihatnya
Kau tak perlu tahu Karena ini lintasanku Lintasan yang penuh jebakan
Lintasan yang aku tak tahu di mana kan berujung
Dan aku tak ingin kau melewatinya
Kau tak perlu tahu
Karena ini filmku
Film di mana hanya aku yang berperan
Film di mana aku tak butuh siapa-siapa
Dan aku tak ingin kau ikut berperan di dalamnya
Dan pernahkah kau melihat duka
Tersirat di wajah yang penuh fatamorgana
Tak pernah !
Dan tak akan pernah kau melihatnya
Sebab aku, hanya kan membisu
k
Kau tak perlu tahu Karena ini paradeku Parade dengan monologku Parade dengan emosiku
Dan aku tak ingin kau melihatnya
Kau tak perlu tahu Karena ini lintasanku Lintasan yang penuh jebakan
Lintasan yang aku tak tahu di mana kan berujung
Dan aku tak ingin kau melewatinya
Kau tak perlu tahu
Karena ini filmku
Film di mana hanya aku yang berperan
Film di mana aku tak butuh siapa-siapa
Dan aku tak ingin kau ikut berperan di dalamnya
Dan pernahkah kau melihat duka
Tersirat di wajah yang penuh fatamorgana
Tak pernah !
Dan tak akan pernah kau melihatnya
Sebab aku, hanya kan membisu
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih telah berkunjung diblog Kata Estetika ini, silahkan tinggalkan komentar anda,