Persiapan yang paling akhir ini pada umumnya dilakukan oleh sebagian besar pembicara pemula pada saat dia pertama kali akan menyampaikan pidatonya, yaitu persiapan untuk menghilangkan demam panggung. Berbicara di depan umum memanglah tidak mudah, karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya, terutama faktor kejiwaan dari seseorang, misalnya :
- Rasa malu terhridap hadirin. Rasa malu seringkali jadi alasan utama seseorang apabila diminta untuk berbicara di hadapan seserang.
- Rasa takut. Rasa ini timbul karena merasa dirinya tidak pandai atau belum memiliki kepandaian yang mencukupi untuk menjadi seorang pembicara. Rasa takut semacam ini pada umumnya didasari oleh perasaan bahwa orang lain lebih pandai daripada mereka, bahwa orang lain memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari mereka, bahwa orang lain memiliki usia lebih tua dari mereka danlain-lain.
- Rasa rendah diri atau minder. Rasa rendah diri atau minder ini ditimbulkan karena pembicara merasa dirinya belum siap secara lahir batin untuk berpidato.
- Rasa khawatir. Perasaan ini seringkali timbul pada seseorang yang akan melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Perasaan ini biasa berkecamuk di dalam hati dan pada umumnya membayangkan sesuatu yang buruk akan terjadi. Misalnya, khawatir pidatonya tidak akan diperhatikan orang, khawatir jika nanti salah berbicara atau khawatir jika tidak dapat menjawab jika ditanya dan lain sebagainya.
Faktor-faktor di atas adalah penyebab seseorang menjadi demam panggung. Perasaan demam panggung ini sangat berbahaya jika muncul pada saat pembicara berada di atas panggung, karena perasaan demam panggung ini biasanya berpengaruh juga pada keadaan fisik pembicara, di antaranya yaitu :
- Keluarnya keringat dingin secara deras dari tubuh. Pada umumnya tanda ini seringkali dapat dilihat pada seseorang yang sedang demam panggung. Misalnya seorang pembicara selalu berusaha mengusap bagian wajahnya dengan sapu tangan karena wajahnya selalu berkeringat, sedangkan suasana di dalam ruangan dingin. Dengan banyaknya keringat yang keluarakan banyak mengganggu konsentrasi pembicara dalam menyampaikan materi pidato, sehingga tidak jarang pembicara akhirnya mengalami kesalahan dalam berucap dan sebagainya.
- Jantung berdebar. Hal ini pada umumnya disebabkan karena pengaruh kejiwaan seseorang yang sedang mengalami demam panggung. Misalnya karena pembicara dihinggapi perasaan khawatir jika pidatonya nanti dicemooh orang. Atau takut jika nanti salah mengucapkan suatu kalimat, padahal semua itu belum ientu terjadi. Perasaan-perasaam tersebut pada akhirnya menimbulkan jantung berdebar dengan keras. Jika sudah demikian, maka akan diikuti dengan timbulnya perasaan gugup yang berujung terjadinya kesalahan atau tidak teraturnya penjelasan materi pidato, sehingga apa yang dikhawatirkan atau ditakutkan benar-benar terjadi.
- Lutut dan tangan gemetiar. Tanda-tanda ini juga ditimbulkan karena demam panggung. Pada umumnya seringkali tanda ini dialami oleh para pembicara pemula dan biasanya tanda ini disebabkan karena jantung berdebar dengan keras. Jika pidato dilakukan secara spontan atau berpidato di atas podium yang menutup badan bagian bawah tentu tak menjadi masalah, karena pembicara mungkin masih bisa menyembunyikannya dari hadapan pendengar. Tetapi akan sangat terlihat jelas jika pidato dilakukan dengan membawa naskah pidato atau berpidato tanpa podiun (dalam keadaan berdiri). Naskah pidato yang dibawa akan tarlihat bergetar seirmg dengan bergetarnya tangan dan begitu juga kakinya yang bergetar akan terlihat jelas. Tentu saja hal ini akan sangat memalukan bagi seorang pembicara
- Suara terdengar serak atau gemetar. Jika perasaan demam panggung bergejolak, suara seorang pembicara akan terpengaruh juga. Diawali dengan terasa keringnya mulut seakan-akan hendak kehabisan suara dan pada akhirnya suara yang keluar akan serak. Apabila seorang yang demam panggung mengalami gemetar di atas panggung, hal ini juga dapat mempengaruhi indera pengucapan seseorang, yaitu dengan bergetar bibir sehingga akhirnya terkesan suara yang dikeluarkan terdengar gemetar.
- Tatapan mata yang selalu tertunduk. Tanda-tanda ini juga searing dijumpa pada seorang pembicara yang sedang mengalami demam panggung. Tatapan matanya hanya tertuju pada naskah pidato yang dibaca atau tidak berani menatap pendengarnya.
- Tentu saja gejala-gejala demam panggung seperti diatas sangat mengganggu penampilan seorang pembicara apabila berada di atas panggung.
Apa yang menjadi penyebabnya?
Orang yang sering terkena demam panggung pada umumnya disebabkan karena:
Orang yang sering terkena demam panggung pada umumnya disebabkan karena:
- Belum memiliki pengalaman dalam berpidato atau berbicara di depan umum.
- Kurang melakukan latihan pidato.
- Memiliki pergaulan yang kurang aktif dalam kehidupan masyarakat.
- Tidak memiliki kemampuan untuk mengekspresikan dirinya, terutama secara lisan.
Memang jika dilihat secara sekilas, gangguan demam panggung ini hanya masalah kecil. tetapi sebenarnya gejala demam panggung ini dapat menimbulkan masalah besar pada penampilan seseorang. Gejala demam panggung ini tidak hanya menimbulkan gangguan pada bentuk fisik saja seperti yang telah dijelaskandi atas, tetapi juga mampu mempengaruhi daya pikir seseorang.
Apabila seorang pembicara terkena demam panggung pada saat berpidato dihadapan pendengar atau pada saat berada di atas panggung sehingga mempengaruhi daya pikirnya, akan menimbulkan masalah besar. Karena terkadang materi yang telah diingat atau dihafalkan sebelumnya menjadi lupa atau hilang musnah. Jika sudah demikian adanya, jangan berharap pidato yang dibawakan akan sukses, hanya kegagalansaja yang akan diraihnya.
Apakah demam panggung bisa dihilangkan? ini Solusinya
Tentu saja bisa, beberapa ahli telah memberikan resep untuk mengatasi munculnya demam panggung, di antaranya yaitu :
- Jangan memfokuskan pikiran pada keadaan diri sendiri sehingga akan dapat memunculkan perasaan-perasaan yang dapat memicu munculnya demam panggung. Usahakan lebih banyak memperhatikan tentang materi pidato yang akan diulas sehingga perasaan-perasaan itu akan dapat dihindari.
- Mengendurkan otot-otot di sekitar leher. Langkah ini dapat diambil sebelum mulai naik podium atau panggung untuk berpidato, hal ini dilakukan untuk mengedurkan menjaga agar tidak terjadi ketegangan pikiran atau agar tekesan lebih santai.
- Usahakan melakukan gerakan-gerakan tubuh yang tidak berlebihan atau seperlunya saja, sehingga tidak menguras stamina atau tenaga yang sangat diperlukan dalam berkonsentrasi menguraikan materi pidato.
- Dan yang paling penting untuk mengatasi demam panggung adalah menganggap bahwa semua yang mendengarkan sebagai teman. Anggapan ini sangat ampuh untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang menyebabkan perasaan khawatir dan takut serta minder.
Disamping cara-cara mengatasi gejala demam panggung, ada baiknya juga setiap pembicara yang akan berpidato (para pemula) melakukan langkah-langkah untuk mencegah munculnya demam panggung, diantaranya yaitu :
- Melakukan pemilihan topik yang sesuai dan mampu untuk dikuasai adalah salah satu cara yang baik guntuk mencegah munculnya demam panggung. Seorang pembicara pemula ada baiknya memilih topik yang sesuaidengan kemampuan atau bahan yang telahdikuasainya, sehingga tidak akan banyakmenimbulkan kesulitan pada saat menjelas-kannya.
- Mempersiapkan konsep atau uraian pidato secara matang. Hal ini sangat penting dilakukan sehingga pada saat berpidato semua materi yang akan disampaikan benar-benar lancar disampaikan pada para pendengar.
Demikianlah beberapa langkah-langkah persiapan yang perlu untuk dilakukan sebelum berpidato dan trik jitu Mengatasi demam panggung, teknik ini juga bisa di aplikasi untuk mengatasi demam panggung dalam semua hal yang berkaitan dengan panggung seperti untuk ceramah, konser musik, drama, teater, dan pertunjukan lainnya, dan agar pidato terlihat profesional, jangan lupa baca juga beberapa cara bepidato dengan baik dibawah ini :
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih telah berkunjung diblog Kata Estetika ini, silahkan tinggalkan komentar anda,