Wahai Pemimpin Rakyat..
Matamu bagai matahari penuh kehidupan...
Kehidupan yang membawa kebinasaan kesengsaraan..
Jaga kehormatan Bangsa ini.. Wahai Pemimpin..
Jiwa yang ramah dengan keberanian..
Kami butuh atas segala tindakanmu pemimpinku..
Kami berlindung pada tanah pertiwi ini adalah tanggunganmu
Pemimpin Rakyatku..
Betapa isak tangis miskin terdengar di segala penjuru... apa kau mendengarnya..??
Perihnya luka dalam cabikan raga karena lumpuhnya ekonomi.. apa kau mendengar...?
Apa kau juga mendengar dentuman meriam di ujung sana membawa keberanian sebagai balutan kesatria kenegarawanan para tentara...
Pimimpin Bijakku.. Hukumlah seberat-beratnya para maling yang berlindung dibawahmu...
Kami malu melihatmu tercoreng oleh mereka..
Pemimpin Bijak kami..
tak ada lagi bahasa yang bisa kami katakan
Hidup kami ada padamu
harapan kami..
Esok kami..
Pagi dan sore kami..
semua terkanali jika peminpin penuh cinta.
Wahai Pecinta rakyat.. Tuluskah Anda.
Cintai kami sebagaimana cinta kami pada negeri ini..
Kami butuh hidup nyaman..
Kami butuh kesetiaan pemimpin..
Jiwa yang ada pada tanganmu..
bukan satu, dua,, tetapi jutaan..
Jiwa yang ada itu adalah kediaman damaimu..
Tak seelok kursi dan tempat tidurmu yang Kami rasakan..
Kami mengalah..
Karena kami sudah membawamu ke kursi itu..
Kami diam.. tapi tidak bisu.. Mohon jangan bisukan suara kami ini..
Kami Mendengar mohon jangan tulikan telinga kami ini..
Kami Meloihat tolong jangan butakan mata kami..
Sudah sekian rindu terkumpul di jasad kami menunggu keadilan hidup kami..
Mohon wahai pemimpin adil.
Kini waktumu adalah lukisan dari apa yang ada pada kami..
Demikian Syair Puisi untuk Orator Mahasiswa dalam Demo yang bisa anda gunakan dalam aksi sebagai ungkapan berupa treatikal dan sebagai aksi yang oenuh dengan keindahan tanpa kerusuhan.. dan anarkisasi di jalan... terima kasih.. baca juga beberapa contoh teks kalimat dibawah ini.. salam estetika
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih telah berkunjung diblog Kata Estetika ini, silahkan tinggalkan komentar anda,